Ngibing ala Tari Cokek Betawi

Rabu, Desember 23, 2015 Unknown 0 Comments

Pernah mendengar kesenian bernama tari cokek? Tarian yang dikenal oleh masyarakat peranakan Tionghoa di sekitar Jakarta dan utara Banten ini belakangan memang sudah jarang sekali dipentaskan. 

Tari cokek merupakan perpaduan antara unsur tari tradisional Tiongkok, Sunda-Betawi, dan pencak silat. Perpaduan pakem tersebut menghasilkan rangkaian koreografi tarian yang harmonis dan luwes. Gerakan tangan yang gemulai setinggi bahu dan pinggul yang bergoyang membuat para penari cokek terlihat begitu indah dan mempesona.

Nama “cokek” berasal dari gerakan para penari yang berjajar memanjang sambil melangkah maju-mundur mengikuti hentakan musik irama gambang kromong. 

Dalam setiap perhelatan tari cokek, para penari biasanya akan mengajak para tamu untuk ikut menari bersama. Caranya cukup unik. Para penari akan mengalungkan selendang yang mereka kenakan ke leher para tamu. Biasanya tamu yang diaggap paling terhormat akan diajak menari bersama terlebih dahulu. 

Dalam tari cokek, dikenal istilah ngibing. Bila tamu yang diserahi selendang oleh penari bersedia ikut menari bersama maka gerakan menari bersama itulah yang disebut ngibing. Lirikan genit para penari cokek akan terus dihadapkan ke arah tamu yang bersedia untuk menari bersama.

Baju kurung dan celana panjang dari bahan semacam sutera berwarna cerah dan mencolok akan menghiasi tubuh penari cokek. Kain warna yang serasi juga akan menghiasi bagian celana para penari cokek. Selendang panjang kain terikat pada bagian pinggang para penari dan dibiarkan terurai. Tata busana ini membuat para penari terlihat gemulai saat membawakan tari cokek.