Batik Jambi

Senin, Desember 21, 2015 Unknown 0 Comments

Indonesia boleh berbangga karena batik telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia. Memang tidak mengherankan mengingat begitu banyak daerah penghasil batik di negeri ini. Motifnya berbeda-beda dan setiap daerah memiliki kekhasan masing-masing. Salah satu daerah penghasil batik tersebut adalah Kota Jambi.

Kain batik dibawa dan diperkenalkan pertama kali di daerah ini oleh Haji Muhibat pada tahun 1875. Saat itu, ia berserta keluarganya datang dari Jawa Tengah untuk menetap di Jambi. Pada masa itu batik hanya dipakai oleh kaum bangsawan dan raja Melayu Jambi sebagai pakaian adat. Motifnya pun masih sangat terbatas, bercorak ukiran seperti yang ada pada rumah adat Jambi. Namun seiring berjalannya waktu,  semakin banyak rakyat biasa yang menggunakan batik dan motif yang tadinya terbatas untuk kalangan istana pun sudah boleh dipakai oleh masyarakat di luar istana. Hal itu membuat batik Jambi beserta motifnya semakin berkembang dan hingga kini menjadi industri rumah tangga.

Motif batik Jambi terinspirasi dari lingkungan sekitar Jambi, seperti tanaman dan hewan. Motif batik Jambi yang terkenal antara lain kepak lepas, cendawan, ayam, anggur, kaco piring, kupu-kupu, kembang duren, keladi, angsoduo, dan lain-lain. Pewarnaannya pun pada pada awalnya masih menggunakan bahan-bahan alami yang diambil dari tumbuh-tumbuhan di hutan sekitar Jambi. Pewarna alami ini menghasilkan warna khas yang memesona dan berbeda dari pewarna kimia. Misalnya, kayu sepang menghasilkan warna kuning kemerahan, kayu ramelang menghasilkan warna merah kecokelatan, kayu lambato menghasilkan warna kuning, dan kayu nilo menghasilkan warna biru.

Produksi batik Jambi terpusat di Desa Jambi Seberang, tempat tinggal para warga asli Jambi. Di tempat ini, terdapat sanggar batik yang berfungsi sebagai pusat pengrajin batik Jambi.  Produksinya terdiri dari dua jenis, yaitu batik tulis dan batik cap. Kain yang digunakan biasanya berbahan sutra dan katun.