Batik Pekalongan

Senin, Desember 21, 2015 Unknown 0 Comments

Pekalongan yang terletak di bagian barat provinsi Jawa Tengah dijuluki sebagai Kota Batik karena menjadi pilihan wisatawan lokal untuk mencari batik yang berkualitas. Sebenarnya, motif batiknya mirip dengan batik Solo ataupun Yogyakarta, namun batik Pekalongan memiliki keunggulan pada penggunaan Berwarna. Sehelai kain batik bisa menggunakan delapan warna sehingga terlihat lebih indah dan menarik dibanding batik-batik dari daerah lain. Batik Pekalongan seperti sudah menyatu dengan masyarakat setempat dan sebagian besar hasil produksinya memang dikerjakan di rumah-rumah penduduk.

Tidak Pernah ada catatan resmi mengenai kapan batik Pekalongan mulai dikenal, namun diperkirakan mulai muncul sekitar tahun 1800. Hal ini diperkuat dengan adanya catatan dari Deperindag bahwa motif pohon kecil dibuat pada tahun 1802. Motif batik Pekalongan berkembang dinamis mengikuti zaman. Di masa penjajahan Jepang, motif yang muncul adalah jawa hokokai yang mirip motif kimono Jepang. Lalu ada juga motif tritura yang muncul pada tahun 1960-an, serta belakangan muncul motif tsunami.

Batik Pekalongan diperkirakan mengalami perkembangan yang paling pesat setelah terjadinya perang Jawa atau perang Diponegoro pada tahun 1825-1830. Peristiwa ini memaksa keluarga keraton berserta pengikut-pengikutnya meninggalkan lingkungan kerajaan dan menyebar ke daerah-daerah di sebelah timur dan barat. Mereka ikut mengembangkan batik yang sebelumnya sudah ada di daerah Gresik, Madura, Tulungagung, Cirebon, Banyumas, hingga Pekalongan.

Di dalam negeri, batik Pekalongan dipasarkan hingga ke daerah luar Jawa, seperti Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Minahasa, dan Makassar. Biasanya motif yang dipesan disesuaikan dengan adat daerah setempat. Sedangkan untuk luar negeri, batik Pekalongan diekspor ke Malaysia, Thailand, hingga ke beberapa negara di timur tengah.