Percampuran Tari dan Teater dalam Kesenian Damarwulan

Rabu, Desember 23, 2015 Unknown 0 Comments

Banyuwangi memiliki sebuah seni pertunjukkan yang menggabungkan tari tradisional dengan olah peran (teater). Pertunjukkan ini diberi nama Damarwulan. Didalam setiap pertunjukkannya, semua pemain harus bisa menari sekaligus memerankan seorang tokoh. Selain menjadi perpaduan dua unsur seni pertunjukkan, Damarwulan pun merupakan wujud akulturasi dua kebudayaan, yakni Bali dan Banyuwangi. 

Pertunjukkan Damarwulan memiliki kemiripan dengan seni pertunjukkan ketoprak maupun ludruk. Dalam setiap pertunjukkan, Damarwulan dibagi dalam 4 bagian dan biasanya dimainkan oleh 40 sampai 50 pemain. Nama Damarwulan diambil dari salah satu tokoh utama yang ada dalam pentunjukkan ini. 

Dialog antar pemain dalam pertunjukkan ini tersaji dalam bentuk nyanyian. Cerita yang dibawakan biasanya berkisar pada hubungan antara Minak Jinggo dan Damarwulan di masa Kerajaan Majapahit dan Blambangan. 

Selain para pemain, ada pula seorang dalang yang mengatur jalannya cerita dan memberikan gambaran mengenai yang akan terjadi. Fungsi dalang ini mirip dengan dalang dalam pementasan wayang orang. Sementara, bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa Tengahan – juga bahasa Using saat adegan lawakan.